Semua Orang Istemewa

Perkampungan Morleke, Pamekasan.

Ditemani putraku yang sedang asyik duduk di pangkuanku, aku mencoba menguraikan penjelasan atas statement yang kubuat sendiri, bahwa semua orang memiliki keistimewaan. Allah memberikan kehidupan manusia dengan banyak hal-hal istimewa untuk manusia itu sendiri. Dan menurutku hal istimewa itu adalah amanah dari Tuhan yang harus segera ditunaikan. Hal istimewa itu hadir untuk membuat manusia lebih bermakna. Keistimewaan-keistimewaan itu hadir bahkan dari ia masih hidup di alam pertama, yaitu alam rahim. Keistimewaan-keistimewaan itu adalah secercah harapan untuk hidup manusia lebih sempurna. keistimewaan-keistimewaan itu adalah modal untuk menjadi manusia yang bisa diandalkan.

Kita pernah melihat seorang penulis yang sukses di bidangnya bukan? katakanlah... "Prof. Habibi" atau "Tere Liye". Mereka adalah bagian dari orang-orang yang berhasil menemukan keistimewaan itu. Mereka mencoba untuk menyelesaikan amanah dari Tuhan atas keistimewaan yang dianugerahkan kepadanya.  Itu yang kumaksud dari 'keistimewaan'. Benarkah semua orang itu istimewa? Tentu saja demikian, bahkan seorang yang cacat fisikpun tetap adalah istimewa. Ia bisa terang dari pendaran cahaya dari sesuatu yang disebut keistimewaan. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tak punya prestasi apa-apa di segala bidang? Yah, Tentu saja dia tetap orang yang istimewa, sayangnya ia belum terang, ia belum mengambil cahaya dari keistimewaan itu. Ia adalah sekian dari banyak orang yang tak menyadari keistimewaannya. 

Percayahalah kawan, kita semua istimewa. aku, kamu, kalian, mereka. Semua sama. Sama-sama memiliki keistimewaan. Jemputlah cahaya keistimewaan itu. Jika ia masih terkubur dalam-dalam, cobalah menggalinya perlahan. Jika ia masih berada beribu-ribu mil dari kita, maka cobalah untuk menjemputnya perlahan-lahan. Itu bukan hal sia-sia kawan. Jika kalian mampu cepat menggali dan menjemputnya, maka itu lebih baik daripada perlahan. Tapi jika kalian tiak mampu, tidak ada yang menyalahkan dan mem-bully kalian untuk perlahan. Perlahan saja namun pasti. percayalah, entah dimana kistimewaan itu, ia tetap berada dalam dirimu, dalam ruhmu, dalam ragamu. tinggal kau mau menguaknya atau tidak. 

Keistimewaanku dan kalian berbeda. keistimewaan setiap orang berbeda. tapi tetap saja, semua perbedan itu adalah keistimewaan. Cobalah untuk bangkit dari hal-hal yang memuakkan. Cobalah untuk bangkit dari zona nyaman. Cobalah untuk bangkit untuk menjadi yang terang. Andai hidup tidak hanya sekali, aku tidak akan keras untuk memaksa diriku sendiri, memaksamu, memaksa kalian untuk menjadi istimewa. Hidup hanya sekali, dan jangan pernah menjadi bagian orang yang menyia-nyiakan keitimewaan anugerah dari Tuhan. Jangan pernah, karena aku tak sanggup jika harus membayangkan sebuah penyesalan besar nanti.

Apakah kalian pernah merasakan sebuah kecemburuan yang besar terhadap seseorang. Aku sering mengalaminya. Melihat  orang yang berhasil merebut medali emas, aku iri. melihat orang yang berhasil membuat buku kemudian diterbitkan aku iri. Melihat orang yang sering menang lomba LKTI, aku iri. Melihat orang yang berhasil menjadi mahasiswa berprestasi, aku iri. semua kecemburuan itu membuatku sadar bahwa aku tertinggal jauh dengan mereka. Mereka lebih istimewa daripada aku. Dan perlahan, aku mulai sadar bahwa aku juga punya sebuah keistimewaan. Aku pasti punya, kalian pun pasti demikian. Aku sadar aku bisa terang dengan menulis, karena cahaya keistimewaanku adalah menulis. Pernah aku sangat menneysal, kenpa tidak kumulai sejak dulu, sebelum semua kesibukanku ini datang. Aku adalah seorang istri dan ibu dari anakku. tapi sekali lagi kuyakinkan diri, bahwa itu bukan sebuah keterlambatan. Ya, menurtku hanya kematian yang menjadi simbol keterlambatan.

Apakah kalian pernah merasakan sebuah kecemburuan yang besar terhadap seseorang? aku pernah mengalaminya. melihat orang yang lebih cantik denganku, aku iri. melihat orang yang memiliki baju bagus, aku iri. Hey! sadarlah itu jeenis iri yang harus dilupakan.. Lupakan saja, sebab itu tidak akan membawa dampak baik untukmu. Ya, karena semua keirian yang kusebutkan pada paragraf ini hanya bisa menyibukkan hatimu untuk terus-terusan merasa iri pada hal yang sifatnya sementara. percayalah kecantikan itu adalah sebuah hal yang nanti akan sirna. Tapi keistimewaan, itu adalah kekayaan abadi diri kita.

Semua orang istimewa. Dan memalui pena ini, aku akan membuktikan pada kalian tentang keakuratan statementku. Teruslah berkarya dengan potensi yang kalian miliki. Teruslah mengasahnya agar keistimewaan itu benar-benar membuat kalian terang karena pendaran cahayanya. Ukirlah sejarah yang tak biasa untuk hidup kalian. karena jujur, kalian semua istimewa. Segera tunaikan amanah Tuhan atas keistimewaan itu.

Semangat menulis untukku.
Semangat untuk kalian dengan keistimewaan yang berbeda.
Salam senyum semangat ceria

Semoga tulisan ini bisa menjadi penggugah jiwa-jiwa yang sedang berbaring nyaman. Semoga bermanfaat.

Intan Mauliddiana (10.30 1-6-'15)






0 komentar:

Posting Komentar

My Friends