AL WAQTU KAS SAIF
Bismillahirrahmanirrahim…
Waktu
adalah jatah hidup yang diberikan Allah kepada manusia. Manusia hidup dengan
waktu, sekolah dengan waktu, mengaji dengan waktu, berjalan dengan waktu,
melakukan dosa pun dengan waktu, apapun kegiatan kita hidup di dunia, semua itu
kita lakukan dengan waktu yang menjadi pengantarnya. Orang yang berhasil dalam
hidupnya adalah bukan mereka yang memiliki waktu banyak melebihi 24 jam dalam
sehari, namun mereka yang pandai menggunakan waktunya untuk kegiatan apa. Lebih
banyak bersantai dan bersenang-senang atau kerja keras? Dan yang paling penting
manusia bisa mendapatkan surga juga dengan waktu, jika waktu di dunia mereka
lakukan untuk hal kebaikan dan tidak berbuat hina maka waktu itulah yang
melesatkannya ke surga.
Waktu muda, kata sebagian orang adalah waktu untuk hidup foya-foya
dan masa untuk bersenang-senang. Sebagian mereka juga mengatakan, “Kecil
dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga.” Jika kita
coba pikirkan, sangat tidak masuk akal jika dari kecil sampai tua kita hidup
enak, dimanja, foya-foya, santai-santai, malas-malasan, ketika mati bisa masuk
surga. Karena sudah menjadi hukum alam bahwa siapa yang bekerja keras dan tidak
bersantai-santai dalam hidupnya maka kebaikan kehidupan akan ia miliki di masa
depan pun di akhirat, jika ia orang yang beriman. Masyarakat barat
mengibaratkan waktu adalah uang. Jika tidak pandai memanfaatkan waktu maka mana
mungkin mereka bisa mendapatkan banyak uang. Orang arab mengibaratkan waktu
laksana pedang. Jika mereka bisa memanfaatkan waktu di dunia dengan sangat baik
maka pedang itu akan meindunginya. Namun jika mereka tidak bisa menfaatkan
waktunya maka pedang itu akan berbalik untuk menebas lehernya. Masyaallah..
begitu luar biasanya waktu sampai-sampai ia menjadi penentu keberhasian manusia
dunia akhirat. “Al waqtu kas saif illam taqtha’hu qatha’aka.” (Waktu ibarat pedang, jika kamu tidak memotongnya, niscaya
pedang itu yang akan memotongmu).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menasehati seorang
sahabat yang tatkala itu berusia muda (berumur sekitar 12 tahun) yaitu Ibnu
Umar r.a. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundaknya lalu
bersabda, “Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau
pengembara.” (HR. Bukhari no. 6416). Dunia hanyalah tempat peringgahan
sementara untuk manusia dan apa pun yang diciptakan Allah di dalamnya. Manusia
di dunia bagaikan seorang pengembara yang harus berusaha keras untuk bertahan hidup,
jika dia malas maka matilah dia di tempat asing. Karena dunia, Allah ciptakan
untuk manusia mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk hidup di akhirat. Jadi,
sudah cukupkah bekal-bekal kita untuk dibawa di dunia nyata kelak??
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : Waktu
mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu
sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At
Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh
Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir). Untuk selamat di akhirat, kita
harus menempuh kehidupan di dunia terlebih dahulu, dan Allah sudah memberikan
rambu-rambu perjalanan kita agar selamat sampai akhirat yang akan kita tuju.
Salah satunya yaitu manusia harus memanfaatkan masa muda sebelum renta
menghampiri, karena semangat saat muda sangat berbeda sekali dengan saat renta.
Harus memanfaatkan waktu sebelum kita jatuh sakit, karena apa yang bisa
dilakukan banyak oleh orang sakit? Memanfaatkan masa saat kita berkecukupan
sebelum semuanya hilang. Memanfaatkan waktu luang sebelum sibuk datang, jika
manusia tidak disibukkan dengan kegiatan yang baik maka pasti ia akan
disibukkan dengan kemaksiatan. Dan terakhir, hidupmu sebelum matimu, karena
kematian akan memutuskan kesempatannya untuk beramal sholih.
“Demi masa, sesungguhnya
manusia itu benar berada dalam kerugian, Kecuali orang orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran” (Al ‘Ashr: 1 3). Amal sholihlah yang akan menyelamatkan kita
dari kerugian. Jangan sampai waktu kita terbuang percuma hanya unuk kesenangan yang sementara. Karena surga hanya untuk
orang-orang beriman yang pandai mengatur waktu.
Dia hanya
berkunjung sementara
Hantaran yang
menentukan hidup manusia
Kadang bagai
iblis, kadang bagai dewa
Seperti embun
yang hinggap sebentar pada daun saat pagi
Hanya sekejap,
namun bisa melenakkan hati
Hanya sekejap,
namun penentu nanti
Dialah waktu… sampai
mati..
-HK.1914
Maa sya Allaah
BalasHapusArtikelnya bagus kk.
Jazaakumulloh khoir ayas imunya.
Keren
BalasHapus