Wahai yang Berkedudukan Tinggi

“Banyak hal yang engkau hindari, namun menarik hal lain yang engkau harapkan.”

Bismillahirrahmanirrahim…
Engkau yang berkedudukan tinggi. Wahai wanita muslilah yang jujur, wahai wanita muslimah yang taat, jadilah seperti pohon kurma yang jarang membusuk dan berpenyakitan. Ketika dilempar batu, justru memberikan kurma. Dan, selalu tumbuh di musim panas maupun musim dingin, dan banyak manfaatnya. (bisa direnungkan sendiri kan).
Hiduplah ditempat yang tak menyentuh hal-hal yang tidak berguna, yang mampu menjaga kehidupan dari hal yang dapat mengelabuhi rasa malu. Ucapanmu adalah dzikir, cara memandangmu adalah menarik pelajaran (bukan matematika, fisika, ekonomi, dkk ya…), dan diammu adalah berpikir. Di manapun berada, engkau selalu mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Selalu diterima di manapun engkau berada. Pujian yang baik dan do’a yang jujur dari semua makhluk selalu mengalir untukmu. Allah senantiasa menghilangkan mendung kelabu yang menghimpitmu. Melenyapkan rasa takut dan menjernihkan dari kemuraman. Tidurlah engkau di atas suara do’a orang-orang mukmin untukmu dan bangunlah seiring dengan pujian untukmu. Di manapun, engkau mengetahui bahwa kebahagiaan bukanlah pada harta, namun ketika engkau mentaati Zat Yang Maha Terpuji, Allah SWT. Bukan pula pada pakaian yang baru dan pelayanan seorang hamba, namun pada saat engkau mentaati Maha Agung, Allah SWT.
Nah…ukhti fillah…udah tau kan,, bahwa muslimah berkedudukan tinggi itu bukan seperti yang memeiliki kedudukan tinggi di lingkungannya (pastinya ada caranya itu, yaitu dengan menjadi wanita baik. Wanita baik itu bukanlah dalam satu sisi, namun banyak sisi..<selamat mencari dan mencoba> hehe), tapi yang seperti kita bahas tadi itu. Semoga kita bisa jadi wanita yang berkedudukan tinggi, yang senantiasa merasa malu bila melakukan maksiat sekecil apa pun itu, yang selalu setia dengan hijab dan pakaian taqwa, yang selalu memelihara Gadhul Bashar, yang selalu haus akan keindahan cahaya ilmu-Nya. Dengan begitu, insyaAllah kita termasuk golongan orang yang bisa mendapatkan cinta Allah dan dengan ijinNya insyaAllah kita akan berjumpa denganNya, di SurgaNya kelak. Aamiin…
“Jangan putus asa. Mencoba itu memang lambat. Dan, akan ada penghalang yang menghadang cita-cita itu. Maka jangan pernah kalah olehnya, jika kau ingin menang.”
Ya Allah Ya Rabb kami,,,ampunilah dosa hambamu yang hina dan tidak tau diri ini, yang tidak pernah bosan untuk melakukan maksiat..yang selalu egois dan cerewet. Ya Rabb…hamba takut denganMu, hamba takut dengan siksa dan AdzabMu,..hamba tidak pantas untuk memasuki SurgaMu..namun,, hamba juga takut masuk nerakaMu. Ya Rabb kami…maafkanlah kami dan berilah hidayah dan Rahmatmu atas kami,, jangan pernah kau palingkan diriMu dari kami…amin

Goresan masa kelas 2 SMA-ku. (IM-27 April 2011)

Catatan Jejak Kaki ku

Semangat^^

Berawal dari sebuah niat semu. Entahlah, sebelumnya aku tak pernah mengira ketika aku bisa menggayuhkan sepeda menuju kampus pemilik almamater biru gelap itu untuk sebuah investasi kepala. Namun, yang pasti ku ketahui ialah, bahwa disetiap sisi pemberian Allah itu pasti ada kebaikan. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216). Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan, tapi Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan. Aku bertanya pada qalbuku sendiri, PGSD? “kenapa bisa aku mengenyam bangku kuliah ranah guru ini?”. Mungkin itu adalah jawaban Allah  atas doaku. Aku meminta kepada-Nya yang terbaik. Yah, yang terbaik. dan ketika jawaban itu datang. PGSD-UNEJ lah yang terbaik.
Masa SMA sangat indah. Seindah mentari yang tersenyum menebarkan sinar emasnya. Seindah wajah bulan yang teduh dan menentramkan kala gelap gulita mencekam. Seindah lukisan embun pagi yang kesejukannya menusuk tulang-tulang. Seindah senyum ibu yang menghangatkan nan menenangkan. Ketika semua kawanku memilih jalan hidup mereka dengan pilihan universitas dan jurusannya, aku pun melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan. Memilih dan memilih. Buatku, pilihan-pilihan itu akan menentukan jalan menuju terang selanjutnya. Ketika pilihan sudah diikat, maka komitmen dan usaha harus direkat.
Senyumku mengembang, ketika sahabat-sahabatku melambungkan bahagia mereka karena Takdir Allah menetapkan mereka lolos SNMPTN UNDANGAN. Ada secercah haru dihati melihat kebahagiaan mereka. Namun aku tetap bahagia menyambutnya. Bukankah saudara semuslim bagaikan satu tubuh? Ketika mereka bahagia kita juga akan demikian. Yah, haru karena mereka bisa menciptakan bangga dan senyum kedua malaikatnya dirumah. Ibu dan ayah. Oh mama, aku masih harus berjuang. Maafkan karena belum bisa membuatmu bangga sekarang. Mama menatapku dengan senyumnya yang ikhlas sambil berwasiat kepadaku, “ndak apa-apa nduk. Semua orang punya jalan sendiri untuk sukses”. Allah.., inginku menumpahkan air mata yang kubendung saat itu. Tapi, senyum beliau membuatku untuk tetap menahan.
Jalanku yang harus kutapaki masih panjang. Ku hiasi jejak-jejak tapakan itu dengan semangat. Kadang semangat itu melayang tinggi bagai burung yang bahagia melepas bebas menjelajahi alam, kadang juga aku merasa semangat itu jatuh dari ketinggian bagai burung yang sedang bebas terbang ditikam peluru hingga terhempas . Namun, aku tetap harus semangat. segala usaha telah kulakukan. Tak luput juga selalu ada doa disetiap langkah juang. Ku alunkan kaki menuju tempatku berjuang. Universitas Negeri Malang, Gedung Ekonomi. SNMPTN TULIS 2012 serempak dilakukan. “Oh Allah, pasti Engkau memberi yang terbaik untukku”, kalimat itu benar-benar ku tadaburi dalam hati. Sepercik ketenangan tiba-tiba saja hadir di relung hati. Bismillah mengantarkan langkahku berjuang.
“mama, doakan aku ya. Ini mau masuk kelas. SNMPTNnya mau dimulai”. Terdengar suara di lubang-lubang kecil handphone-ku. “iya nduk. Mama doakan semoga diberi kemudahan, hati-hati ngerjakannya”. Hatiku tersenyum. Entah kenapa aku tak tau, suara mama selalu memberikan power tersendiri bagiku. UB atau UNEJ? Atau bukan kedua-duanya? Yang jelas aku memilihmu sebagai tempatku berjuang selanjutnya. 
Menanti dan terus menanti. Sampai saatnya itu tiba. Tak kuat untuk melebarkan mata melihat pengumuman lolos tidaknya SNMPTN. Aku tak sanggup melihatnya, sungguh benar-benar tak mampu. Ku menyuruh sahabat karibku untuk melihat pengumuman di internet. One new Messege. Kulihat sms itu dari sahabat karibku. Segera saja ku buka. “sabar ya, kamu belum lolos.”. tak terasa air mataku merembas begitu saja. Pikiranku kacau seketika. Allah, bagaimana aku harus mengatakan ini kepada mama-papaku. Batinku menerawang, menyesali apa mungkin karena ikhtiarku tak totalitas? Qalbuku hampa begitu saja. Isak tangis hatiku kurasakan dengan jatuhnya air mataku. Kudengar deringan handphoneku, sahabat karib menelepon. Dia berusaha menenangkanku, suaranya bagiku adalah penghapus duka. Dia ingatkan aku tentang Allah. Tentang tujuan hidup. Apa hanya kuliah tujuanku selama ini? dia ceritakan tentang orang-orang sukses yang gagal kuliah. Setitik terang hadir dibalik nasihat dan petuahnya.  “dunia itu sementara, jadi jangan jadikan dunia sebagai pengharapan teratas dari diri kita, karena itu bermakna sempit. Termasuk kuliah, profesi, dan ambisi hidup kita. Kalau mau semuanya berkah, kita harus melepas pengharapan kita untuk hanya satu-satunya menjadikan ALLAH sebagai tujuan, niat, dan alasan utama. Dengan begitu kita akan sadar dan secara ikhlas menerima semua yang ada. Dengan tetap menjadikan usaha maksimal sebagai sebuah ikhtiar nyata atas tawakal kita. So, don’t worry. Succes is to think that we can pass all problem as well as slow. Think positive, act max, and always pray to Allah.” Petuah yang sangat bijak menurutku. Tanpa sadar aku berkata padanya. “tapi, kenapa Allah ndak sayang denganku?”. Kesunyian hadir menghiasi obrolan. Aku menunggunya mengatakan sesuatu. “astagfirullah, kenapa kamu suudzon terus dengan Tuhanmu?? ALLAH!!!! Apa yang kamu mau dari-NYA?? Apa tidak ada syukur darimu atas nikmat yang Tuhanmu berikan untukmu?”. Isak tangisku tiba-tiba menyesakkan dadaku. Kata-kata itu bagaikan bom yang akan meledakkanku.
Gemuruh penyesalan terpaut dijiwaku. Gemuruh itu memberikan hailintar semangat untukku berjuang kembali. Mama memberitahu kalau ada Ujian Masuk UNEJ 2012 (UM-UNEJ). Dengan pengarahan beliau, ku pilih PGSD sebagai pilihan utamaku. Katika dulu masih di SMA aku benar-benar tak mau berkecimbung di dunia pendidikan. Terlebih guru. Tapi pilihan itu sudah menjadi takdirku. Sekarang pilihan itu adalah jalanku. Sekarang pilihan itu adalah yang terbaik untukku.
Sekarang, begitu mantap ku gayuhkan sepeda biru tuaku menyusuri jalan-jalan kampus perjuanganku. Dan itu lah yang sangat mengenang di kalbuku. Dengan kesederhanaan aku berjuang. Senyum mama papa selalu mengantarkanku berjuang, meski senyum itu hanya rekaman di lorong otakku. Dan tetap Allah lah sebagai motivasi terbesar. Dan tetap Allah lah tempat aku bersandar.


Tahu Jamur Pedas Manis




Bismillahirrahmanirrahim...

Masuk dapur, mulai berkarya ala tangan muslimah :) hehe
Munafik nggak ya?? kalau kubilang akhwat sekarang jarang yang pintar masak. But it’s real. Gimana nanti kalau jadi istri? Gimana nanti kalau suaminya lebih suka ngajak makan diluar ketimbang makan dirumah karena istri nggak bisa berkarya di dapur? Huu, helloo, itu kehawatiran yang besar ukhti. Mumpung  masih adawaktu, yuk belajar masak, yuk belajar bereksperimen di dapur. Lebih baik mencoba loo daripada tidak sama sekali :P xixi
Coba resep ini yukk,,

TAHU JAMUR PEDA MANIS ala muslimah. Kalau ala muslimah pastinya masaknya pake bismillah dan rasa cinta dong. Hehe. Masakan ini memiliki ciri rasa yang pedas manis. Nah, rasa pedas manis itu sendiri didapat dengan memberi sedikit gula di campuran sambel, atau dapat mencampurnya dengan kecap manis pedas yang ada di pasaran. Dijamin gurih!

Begini cara memasak hidangan ini:
- Siapkan bahan utama, jamur dan tahu
- Potong dadu tahu dan belah jamur menjadi 4 bagian
- Bersihkan dengan air dan tiriskan
- Panaskan sedikit minyak (4 sdm)
- Masukkan cabai merah dan bawang
- Masak hingga bawang beraroma
- Masukkan sambal yang telah di campur gula
- Campur dengan tahu dan jamur, aduk hingga merata
- Tambahkan sedikir kecap manis pedas
- Masak dengan api kecil dan bumbui dengan 1 sdm garam
- Tambahkan sedikit air
- Masak hingga semua bahan mengental

 Nggak sulit kan ukh?? Semangat memasak yaaaa. So delicious, humm yummy

Kado Istimewa Yang Belum Kau Ambil




Bismillahirrahmanirrahiem..^_^
Saudariku…
Seorang mukmin dengan mukmin lain ibarat cermin. Bukan cermin yang memantulkan bayangan fisik, melainkan cermin yang menjadi refleksi akhlak dan tingkah laku. Kita dapat mengetahui dan melihat kekurangan kita dari saudara seagama kita. Cerminan baik dari saudara kita tentulah baik pula untuk kita ikuti. Sedangkan cerminan buruk dari saudara kita lebih pantas untuk kita tinggalkan dan jadikan pembelajaran untuk saling memperbaiki.
Saudariku…
Tentu engkau sudah mengetahui bahwa Islam mengajarkan kita untuk saling mencintai. Dan salah satu bukti cinta Islam kepada kita –kaum wanita– adalah perintah untuk berjilbab. Namun, kulihat engkau masih belum mengambil “kado istimewa” itu. Kudengar masih banyak alasan yang menginap di rongga-rongga pikiran dan hatimu setiap kali ada pertanyaan, “Kenapa jilbabmu masih belum kau pakai?” Padahal sudah banyak waktu kau luangkan untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi SAW tentang perintah jilbab. Sudah sekian judul buku engkau baca untuk memantapkan hatimu agar segera berjilbab. Juga ribuan seruan cinta dari saudarimu yang menginginkan agar jilbabmu itu segera kau kenakan. Lalu kenapa, jilbabmu masih terlipat rapi di dalam lemari dan bukan terjulur untuk menutupi dirimu?
Jilbab adalah pakaian yang berfungsi untuk menutupi perhiasan dan keindahan dirimu, agar dia tidak dinikmati oleh sembarang orang. Ingatkah engkau ketika engkau membeli pakaian di pertokoan, mula-mula engkau melihatnya, memegangnya, mencobanya, lalu ketika kau jatuh cinta kepadanya, engkau akan meminta kepada pemilik toko untuk memberikanmu pakaian serupa yang masih baru dalam segel. Kenapa demikian? Karena engkau ingin mengenakan pakaian yang baru, bersih dan belum tersentuh oleh tangan-tangan orang lain. Jika demikian sikapmu pada pakaian yang hendak engkau beli, maka bagaimana sikapmu pada dirimu sendiri? Tentu engkau akan lebih memantapkan ’segel’nya, agar dia tetap ber’nilai jual’ tinggi, bukankah demikian? Saudariku, izinkan aku sedikit mengingatkanmu pada firman Rabb kita ‘Azza wa Jalla berikut ini,
“Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.’” (Qs. An-Nuur: 31)
Saudariku tercinta, Allah tidak semata-mata menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari’atkan jilbab atas kaum wanita, karena Allah Yang Maha Mengetahui menginginkan supaya kaum wanita mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek kehidupan, baik dia adalah seorang anak, seorang ibu, seorang saudari, seorang bibi, atau pun sebagai seorang individu yang menjadi bagian dari masyarakat. Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untuk melindungi kita dari berbagai “virus” ganas yang merajalela di luar sana. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya,
“Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya.” (Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi (no. 1173), Ibnu Khuzaimah (III/95) dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir (no. 10115), dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma)
Saudariku, berjilbab bukan hanya sebuah identitas bagimu untuk menunjukkan bahwa engkau adalah seorang muslimah. Tetapi jilbab adalah suatu bentuk ketaatanmu kepada Allah Ta’ala, selain shalat, puasa, dan ibadah lain yang telah engkau kerjakan. Jilbab juga merupakan konsekuensi nyata dari seorang wanita yang menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, jilbab juga merupakan lambang kehormatan, kesucian, rasa malu, dan kecemburuan. Dan semua itu Allah jadikan baik untukmu. Tidakkah hatimu terketuk dengan kasih sayang Rabb kita yang tiada duanya ini?
Diselesaikan goresan ini pada 17 Januari 2011. –adapted from one nice mulimah blog

My Friends