Catatan Jejak Kaki ku

Semangat^^

Berawal dari sebuah niat semu. Entahlah, sebelumnya aku tak pernah mengira ketika aku bisa menggayuhkan sepeda menuju kampus pemilik almamater biru gelap itu untuk sebuah investasi kepala. Namun, yang pasti ku ketahui ialah, bahwa disetiap sisi pemberian Allah itu pasti ada kebaikan. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216). Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan, tapi Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan. Aku bertanya pada qalbuku sendiri, PGSD? “kenapa bisa aku mengenyam bangku kuliah ranah guru ini?”. Mungkin itu adalah jawaban Allah  atas doaku. Aku meminta kepada-Nya yang terbaik. Yah, yang terbaik. dan ketika jawaban itu datang. PGSD-UNEJ lah yang terbaik.
Masa SMA sangat indah. Seindah mentari yang tersenyum menebarkan sinar emasnya. Seindah wajah bulan yang teduh dan menentramkan kala gelap gulita mencekam. Seindah lukisan embun pagi yang kesejukannya menusuk tulang-tulang. Seindah senyum ibu yang menghangatkan nan menenangkan. Ketika semua kawanku memilih jalan hidup mereka dengan pilihan universitas dan jurusannya, aku pun melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan. Memilih dan memilih. Buatku, pilihan-pilihan itu akan menentukan jalan menuju terang selanjutnya. Ketika pilihan sudah diikat, maka komitmen dan usaha harus direkat.
Senyumku mengembang, ketika sahabat-sahabatku melambungkan bahagia mereka karena Takdir Allah menetapkan mereka lolos SNMPTN UNDANGAN. Ada secercah haru dihati melihat kebahagiaan mereka. Namun aku tetap bahagia menyambutnya. Bukankah saudara semuslim bagaikan satu tubuh? Ketika mereka bahagia kita juga akan demikian. Yah, haru karena mereka bisa menciptakan bangga dan senyum kedua malaikatnya dirumah. Ibu dan ayah. Oh mama, aku masih harus berjuang. Maafkan karena belum bisa membuatmu bangga sekarang. Mama menatapku dengan senyumnya yang ikhlas sambil berwasiat kepadaku, “ndak apa-apa nduk. Semua orang punya jalan sendiri untuk sukses”. Allah.., inginku menumpahkan air mata yang kubendung saat itu. Tapi, senyum beliau membuatku untuk tetap menahan.
Jalanku yang harus kutapaki masih panjang. Ku hiasi jejak-jejak tapakan itu dengan semangat. Kadang semangat itu melayang tinggi bagai burung yang bahagia melepas bebas menjelajahi alam, kadang juga aku merasa semangat itu jatuh dari ketinggian bagai burung yang sedang bebas terbang ditikam peluru hingga terhempas . Namun, aku tetap harus semangat. segala usaha telah kulakukan. Tak luput juga selalu ada doa disetiap langkah juang. Ku alunkan kaki menuju tempatku berjuang. Universitas Negeri Malang, Gedung Ekonomi. SNMPTN TULIS 2012 serempak dilakukan. “Oh Allah, pasti Engkau memberi yang terbaik untukku”, kalimat itu benar-benar ku tadaburi dalam hati. Sepercik ketenangan tiba-tiba saja hadir di relung hati. Bismillah mengantarkan langkahku berjuang.
“mama, doakan aku ya. Ini mau masuk kelas. SNMPTNnya mau dimulai”. Terdengar suara di lubang-lubang kecil handphone-ku. “iya nduk. Mama doakan semoga diberi kemudahan, hati-hati ngerjakannya”. Hatiku tersenyum. Entah kenapa aku tak tau, suara mama selalu memberikan power tersendiri bagiku. UB atau UNEJ? Atau bukan kedua-duanya? Yang jelas aku memilihmu sebagai tempatku berjuang selanjutnya. 
Menanti dan terus menanti. Sampai saatnya itu tiba. Tak kuat untuk melebarkan mata melihat pengumuman lolos tidaknya SNMPTN. Aku tak sanggup melihatnya, sungguh benar-benar tak mampu. Ku menyuruh sahabat karibku untuk melihat pengumuman di internet. One new Messege. Kulihat sms itu dari sahabat karibku. Segera saja ku buka. “sabar ya, kamu belum lolos.”. tak terasa air mataku merembas begitu saja. Pikiranku kacau seketika. Allah, bagaimana aku harus mengatakan ini kepada mama-papaku. Batinku menerawang, menyesali apa mungkin karena ikhtiarku tak totalitas? Qalbuku hampa begitu saja. Isak tangis hatiku kurasakan dengan jatuhnya air mataku. Kudengar deringan handphoneku, sahabat karib menelepon. Dia berusaha menenangkanku, suaranya bagiku adalah penghapus duka. Dia ingatkan aku tentang Allah. Tentang tujuan hidup. Apa hanya kuliah tujuanku selama ini? dia ceritakan tentang orang-orang sukses yang gagal kuliah. Setitik terang hadir dibalik nasihat dan petuahnya.  “dunia itu sementara, jadi jangan jadikan dunia sebagai pengharapan teratas dari diri kita, karena itu bermakna sempit. Termasuk kuliah, profesi, dan ambisi hidup kita. Kalau mau semuanya berkah, kita harus melepas pengharapan kita untuk hanya satu-satunya menjadikan ALLAH sebagai tujuan, niat, dan alasan utama. Dengan begitu kita akan sadar dan secara ikhlas menerima semua yang ada. Dengan tetap menjadikan usaha maksimal sebagai sebuah ikhtiar nyata atas tawakal kita. So, don’t worry. Succes is to think that we can pass all problem as well as slow. Think positive, act max, and always pray to Allah.” Petuah yang sangat bijak menurutku. Tanpa sadar aku berkata padanya. “tapi, kenapa Allah ndak sayang denganku?”. Kesunyian hadir menghiasi obrolan. Aku menunggunya mengatakan sesuatu. “astagfirullah, kenapa kamu suudzon terus dengan Tuhanmu?? ALLAH!!!! Apa yang kamu mau dari-NYA?? Apa tidak ada syukur darimu atas nikmat yang Tuhanmu berikan untukmu?”. Isak tangisku tiba-tiba menyesakkan dadaku. Kata-kata itu bagaikan bom yang akan meledakkanku.
Gemuruh penyesalan terpaut dijiwaku. Gemuruh itu memberikan hailintar semangat untukku berjuang kembali. Mama memberitahu kalau ada Ujian Masuk UNEJ 2012 (UM-UNEJ). Dengan pengarahan beliau, ku pilih PGSD sebagai pilihan utamaku. Katika dulu masih di SMA aku benar-benar tak mau berkecimbung di dunia pendidikan. Terlebih guru. Tapi pilihan itu sudah menjadi takdirku. Sekarang pilihan itu adalah jalanku. Sekarang pilihan itu adalah yang terbaik untukku.
Sekarang, begitu mantap ku gayuhkan sepeda biru tuaku menyusuri jalan-jalan kampus perjuanganku. Dan itu lah yang sangat mengenang di kalbuku. Dengan kesederhanaan aku berjuang. Senyum mama papa selalu mengantarkanku berjuang, meski senyum itu hanya rekaman di lorong otakku. Dan tetap Allah lah sebagai motivasi terbesar. Dan tetap Allah lah tempat aku bersandar.


0 komentar:

Posting Komentar

My Friends